Beranda > Jurnal Refleksi > Jurnal Refleksi ke-7
JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN KE-7
Jurnal refleksi dwi mingguan modul 2.3 yaitu tentang Coaching untuk Supervisi Akademik dengan model refleksi 4F (Fact, Feeling, Finding, Future) konsep dari Robert Greenaway.
Model ini lalu diadaptasi kedalam bahasa Indonesia menjadi 4P yaitu: Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, Penerapan)
Model : 4F (Fact, Feeling, Finding, Future)
Jurnal refleksi dwi mingguan modul 2.3 yaitu tentang Coaching untuk Supervisi Akademik dengan model refleksi 4F (Fact, Feeling, Finding, Future) konsep dari Robert Greenaway. Model ini lalu diadaptasi kedalam bahasa Indonesia menjadi 4P yaitu: Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, Penerapan)
1. Fact (Peristiwa)
Seperti pada modul-modul sebelumnya, kegiatan pada modul ini juga mengikuti alur M-E-R-D-E-K-A.
Mulai dari diri dengan menuliskan refleksi pengalaman dan perasaan saya ketika disupervisi oleh Pengawas ataupun oleh kepala sekolah dan makna supervisi bagi pengembangan keprofesian.
Eksplorasi konsep dengan mempelajari tentang teori dan pertanyaan-pertanyaan di LMS serta saling berdiskusi dengansesama rekan CGP.
Ruang Kolaborasi belajar bersama dengan fasilitator yang senantiasa memberikan penguatan materi serta bersama rekan CGP yang lainnya, kami belajar mempraktikkan tentang Coaching secara bergantian.
Demonstrasi Kontekstual yaitu belajar mendemonstrasikan tentang Supervisi Akademik bersama dengan tiga anggota kelompok saling berbagi peran secara bergantian menjadi Coach, Coachee, dan Supervisor.
Elaborasi Pemahaman, kami belajar bersama sesama rekan CGP dalam Google Meet melalui bimbingan dari seorang instruktur yang membarikan penguatan dan penjelasan lebih terperinci sehubungan dengan materi di eksplorasi konsep.
Koneksi Antar Materi dengan mengaitkan materi 2.3 dengan materi modul-modul sebelumnya.
Aksi Nyata denganmelakukan coaching untuk supervisi akademik dengan rekan sesama guru di sekolah.
2. Feeling (Perasaan)
Pada awal pembelajaran odul 2.3 ini saya sempat mengalami kesulitan untuk memahami tentang apa itu coaching, serta perbedaannya dengan mentoring, konseling, dan beberapa istilah lainnya. Namun. setelah mendalami materi di LMS dan diskusi melalui Ruang Kolaborasi serta penguatan dari Pasilitator dan Instruktur, saya menjadi lebih memahami tentang coaching ini, terlebih setelah mempraktikkannya secara langsung baik bersama dengan rekan CGP maupun bersama rekan sesama guru.
3. Finding (Pembelajaran)
Beberapa kesimpulan dalam mempelajari modul ini antara lain:
Kegiatan coaching mengikuti alur TIRTA yaitu menanyakan tujuan, identifikasi masalah, melakukan rencana aksi dan tanggung jawab.
Kegiatan coaching dengan menggunakan alur TIRTA dapata mengatasi permasalahan dan menggali potensi dan solusi dari seorang coachee.
Kegiatan coaching untuk supervisi akademik dapat meningkatkan proses akademik.
4. Future (Penerapan)
Berbagi ilmu tentang coaching menggunakan alur TIRTA dengan rekan sejawat agar dapat menggali potensi dan solusi atas setiap permasalahan yang dihadapi.
Saya harus mampu menerapkan praktik coaching bagi murid guna menuntun perilaku murid untuk merdeka dan mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya, baik sebagai manusia pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.