Beranda > Aksi Nyata > Paket Modul 3 > 3.1.j Koneksi Antar Materi
Waktu: 2 JPĀ
Moda:Ā AsinkronousĀ
Tujuan Pembelajaran Khusus:Ā
CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.
CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.
Penugasan
Untuk menunjukkan pemahaman Anda akan kaitan antarmateri ini Anda akan membuat tulisan yang menunjukkan koneksi antarmateri.
Buatlah sebuah rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran Anda sampai saat ini pada program guru penggerak ini.
Anda dapat memilih bentuk rangkuman kesimpulan Anda dengan cara:
menulis sebuah blog atau membuat tulisan di Google Site, dan mengundang rekan-rekan seprofesi Anda untuk memberikan tanggapan atas tulisan Anda.
bentuk sebuah presentasi video yang dimuat di media sosial, menggunakan media animasi sederhana, misalnya powtoon atau screencast atau media sosial lainnya.
Bila Anda tidak ingin menggunakan media sosial, Anda dapat membuat sebuah jurnal akan perjalanan pembelajaran Anda. Akan lebih baik, bila bentuk rangkuman kesimpulan Anda dapat mengundang pihak luar untuk menanggapi tulisan Anda, sehingga ini bisa menjadi umpan balik yang positif akan proses berpikir Anda.
Pendidikan tidak hanya tentang mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan kemampuan pengambilan keputusan yang baik. Filosofi Ki Hajar Dewantara, nilai-nilai guru penggerak, coaching, dan kemampuan sosial emosional menjadi poin penting dalam membentuk keputusan yang berdampak positif dalam dunia pendidikan.
A. Kaitan Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pengambilan Keputusan
Filosofi Ki Hajar Dewantara, sebagai bapak pendidikan Indonesia, memberikan landasan yang kuat dalam pengambilan keputusan. Pratap Triloka, konsep tiga aspek penting, mengajarkan bahwa menjadi
teladan, memberikan motivasi, dan memberikan dukungan adalah kunci utama dalam pengambilan keputusan yang berlandaskan nilai-nilai kebajikan.
Ing Ngarso Sung Tuladha: Menjadi teladan dalam pengambilan keputusan yang berlandaskan nilai-nilai kebajikan.
Ing Madya Mangunkarsa: Memberikan motivasi dan inspirasi dalam pengambilan keputusan yang berpihak pada murid.
Tut Wuri Handayani: Memberikan dukungan dan dorongan dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
B. Membentuk Guru Penggerak: Nilai, Coaching, dan Etika dalam Pengambilan Keputusan
Guru Penggerak bukan hanya penuntun di kelas; mereka adalah arsitek pembentukan karakter dan pencipta lingkungan belajar yang menginspirasi. Bagaimana mereka mengadopsi nilai-nilai seperti kemandirian, refleksi, kolaborasi, inovasi, dan dukungan terhadap peserta didik tidak hanya menjadi pijakan teoretis; nilai-nilai ini menjadi penuntun dalam setiap langkah pengambilan keputusan.
Nilai-nilai ini bukan sekadar kata-kata hampa; mereka adalah katalisator langsung dalam proses pengambilan keputusan. Seorang Guru Penggerak yang menganut nilai-nilai kebajikan tidak hanya menjadikan integritas dan moralitas sebagai pijakan, tetapi juga menggambarkan keputusan yang penuh tanggung jawab dalam setiap tindakannya.
Namun, proses menjadi Guru Penggerak yang mumpuni tidak terjadi begitu saja. Dalam perjalanan ini, coaching memegang peran krusial. Lebih dari sekadar meningkatkan keterampilan pengajaran, coaching membentuk kesadaran diri yang mendalam. Guru Penggerak belajar dari pengalaman, merenung atas tindakan mereka, dan mengembangkan perspektif yang lebih kaya melalui interaksi dengan mentor atau rekan sejawat.
Kemampuan guru dalam mengelola dan memahami aspek sosial emosionalnya memiliki dampak besar pada pengambilan keputusan. Kesadaran diri membantu guru memahami reaksi emosional mereka, sementara kemampuan mengelola emosi membantu mereka tetap tenang dan fokus dalam situasi sulit. Empati, keterampilan komunikasi, dan kolaborasi semuanya memberikan fondasi kuat untuk pengambilan keputusan yang seimbang.
Studi kasus etika dan moral bukan hanya sebagai alat evaluasi formal; mereka adalah jendela yang membuka pandangan ke dunia nyata guru. Guru Penggerak tidak hanya berhadapan dengan konsep teoretis di kelas; mereka dihadapkan pada dilema moral yang nyata. Studi kasus membuka ruang untuk refleksi kritis, pertimbangan perspektif yang beragam, dan memperkuat kemampuan membuat keputusan yang bertanggung jawab.
Secara keseluruhan, pembahasan ini menyoroti bagaimana nilai-nilai, coaching, kemampuan sosial emosional, dan studi kasus dapat bersinergi untuk membentuk seorang Guru Penggerak yang tidak hanya mahir dalam pengajaran tetapi juga bijaksana dalam pengambilan keputusan etis.
C. Menciptakan Lingkungan Positif melalui Pengambilan Keputusan yang Tepat
Pengambilan keputusan yang tepat oleh pendidik memiliki dampak besar pada lingkungan belajar. Membangun kepercayaan, meningkatkan motivasi murid, menciptakan rasa aman, dan meningkatkan kualitas pembelajaran semuanya dapat dicapai melalui keputusan yang tepat.
D. Tantangan Membentuk Masa Depan Pendidikan: Tantangan, Dampak, dan Peran Pemimpin Pembelajaran
Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan membawa tantangan kompleks yang memengaruhi pengambilan keputusan. Keberagaman nilai, kurangnya pedoman, dilema etika baru, dan kapasitas yang kurang menjadi rintangan yang harus diatasi oleh pemimpin pendidikan. Meskipun kompleks, dengan keterampilan dan pengetahuan yang tepat, pemimpin pendidikan dapat menghadapi tantangan ini dengan bijaksana.
Pengambilan keputusan oleh guru tidak hanya memengaruhi keseharian di kelas, tetapi juga memberikan dampak besar pada proses pembelajaran. Keputusan yang tepat menciptakan lingkungan belajar yang aman, kondusif, dan positif, sambil mendukung perkembangan potensi murid yang beragam.
Pemimpin pembelajaran memegang peran kunci dalam menentukan masa depan pendidikan. Keputusan mereka terkait dengan karakter, kualitas pembelajaran, dan persiapan masa depan menjadi langkah kunci dalam membentuk generasi yang tangguh. Dengan demikian, tantangan pengambilan keputusan dalam perubahan paradigma tidak hanya menjadi ujian, tetapi juga kesempatan bagi pemimpin pembelajaran untuk menciptakan transformasi positif dalam pendidikan.
E. Membentuk Masa Depan Pendidikan: Pemahaman, Refleksi, dan Transformasi
Modul materi ini bukan sekadar panduan, tetapi kunci dalam memahami dan menerapkan pengambilan keputusan etis di dunia pendidikan. Guru Penggerak, melalui nilai-nilai seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada peserta didik, menjadi agen perubahan yang memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan menciptakan lingkungan belajar yang positif. Dalam menghadapi perubahan paradigma, tantangan kompleks seperti keberagaman nilai, kurangnya pedoman, dilema etika baru, dan kurangnya kapasitas menjadi ujian nyata. Namun, dengan keterampilan dan pengetahuan yang tepat, pemimpin pendidikan dapat mengatasi tantangan ini dengan bijaksana.
Seiring pemahaman konsep yang kuat dan refleksi kritis, guru dapat menghadapi dilema etika, perubahan paradigma, dan tantangan pembelajaran dengan bijaksana. Modul ini memberikan landasan yang kokoh dalam pemahaman konsep-konsep penting seperti studi kasus etika, coaching, dan pembentukan lingkungan belajar positif. Melalui langkah-langkah sistematis, guru dapat menghadapi tantangan dengan bijaksana dan memilih solusi yang paling tepat. Dampak pembelajaran ini tidak hanya terbatas pada level individu, tetapi juga menciptakan perubahan positif dalam dinamika pembelajaran, menciptakan lingkungan yang aman, kondusif, dan positif, serta mendukung perkembangan potensi murid yang berbeda-beda.
Pentingnya pembelajaran ini tidak hanya bagi individu tetapi juga bagi pemimpin. Dengan pemahaman dilema etika, paradigma pengambilan keputusan, dan langkah-langkah sistematis, pemimpin pendidikan dapat membentuk lingkungan belajar yang berkualitas dan menciptakan dampak positif pada generasi mendatang. Dengan tantangan dan peluang ke depan sebagai pendorong, pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperoleh dari modul ini menjadi fondasi kokoh untuk terus berkembang sebagai pendidik yang bertindak sesuai dengan prinsip etika dan berdampak positif.